Selasa, 09 Juni 2009

P I L P R E S

hayo pada mau nyoblos siapa 8 Juli 2009 nanti????

Sabtu, 09 Mei 2009

KPK oh KPK

Baru saja berjalan mencari jati diri, KPK digoyang .........! bukan oleh Inul, Dewi Persik Atau UUT Permatasari, tetapi karena sebuah intrik yang penuh spekulasi publik dan oleh pihak yang tertawa-tawa di belakang...benar atau salah? lalu bagaimana dunia edukasi memahami kasus ini.....?

Rabu, 22 April 2009

PEMILU YANG KACAU


TERNYATA BENAR.......PEMILUNYA KACAU BALAU.!!!!!!!!!!!

Senin, 06 April 2009

MASA KAMPANYE DAN PEMBODOHAN







Kampanye, suatu masa sebelum Pemilihan Umum dilaksanakan. Dimana politik pegitu panas dan cenderung panas, tapi bisa saja menjadi lelucon untuk beberapa orang. Perebutan suara, perebutan pengaruh, perebutan kursi jabatan, dan perebutan simpati.
Tetapi jika diurai lagi, lebih banyak yang di[erbutkan lebih dari pendapat saya ini.
Sore tadi saya melihat acara reality show di sebuah stasiun televise swasta. Sebuah acara yang mencoba menelisik lebih dalam tentang masalah di kehidupan sehari-hari yang ternyata salah dan mencoba menyampaikan kepada khalayak bahwa hal yang dilakukan oleh seseorang itu salah karena tidak sesuai dengan hokum dan peraturan di negeri ini. Sang reporter yang tingkahnya memang “gokil” mewawancarai seorang ibu yang sedang menikmati makanan sate hasil jatah suatu parpol tertentu karena sang ibu mengikuti kampanye parpol tersebut. Begitu lugu sang ibu bercerita, ah seandainya saja penegak hokum anggap ini bukan lelucon dan tidak sok aksi saja, mungkin masalah ini sudah menjadi masalah serius. Sang reporter bertanya apakah sering ibu ikut acara semacam ini? Si ibu menjawab “sering”. Apakah ibu hanya ikut kampanye partai ini? Si ibu menjawab “tidak”. Kenapa ibu mengikuti kampanye parpol ini? Si ibu menjawab “ada yang nyuruh dan mengajak”. Kok ibu mau? Si Ibu menjawab “kan dikasih duit dan jatah makan”. Terus besok ikut kampanye apa lagi bu? Ibu menjawab “ ikut parpol “merah, besoknya lusa partai merah”.
Oh …apa yang terlintas di pikiran anda? Bayangkan jika ada 1 orang diantara 10 orang yang berlaku seperti ibu yang tadi? Betapa nelangsanya wajah demokrasai di negeri ini.
Acarapun berlanjut, reporter pergi lagi ke suatu kampanye partai pelarian orde baru (begitu saya menyebutnya). Wanwancara pun dilakukan lagi. Kali ini dengan seorang Bapak yang umurnya + 40 tahunan. Apakah Bapak tahu partai ini kepanjangannya apa pak? Si Bapak hanya bengong dan mencoba mengarang kepanjangannya. Jawaban bapak out tentu salah, kemudian ia mencoba bertanya kepada kawan-kawan peserta kampanye lainnya. Ujung-ujungnya mereka malah saling berdebat tentang mana yang benar dari semua yang mereka sebutkan. Aduh bener-bener payah…….!!!!!!!!!
Perjalanan sang reporter berlanjut kepada kerumunan peserta kampanye dengan sepeda motor. Dan sudah bisa ditebak, banyak orang yang tak memakai perlengkapan berkendara yang benar. Satu, dua tiga orang ditanya dengan pertanyaan yang berbeda-beda. Ibu kok tidak pakai helm? Dan jawabannya “kan yang lainnya juga nggak pakai”. Bapak, memangnya kalau kampanye, peraturan lalu-lintas tidak berlaku lagi ya pak ya? Bapak tersebut hanya menjawab “ya nggak berlaku lagi lah….buktinya saya nggak ditilang”. Bapak dan ibu ini ikut kampanye kok bawa anak-anak pak, bu? Sepasang suami istri tadi menjawab “iya mas sambil jalan-jalan, tamasya daripada suntuk di rumah” ah kampanye wisata rupanya.
Aduh……kok seperti ini ya? Sebenarnya mereka ini korban atau memang komoditi bisnis kampanye ya? Heran saya.
Sore ini, saya berangkat ke kota tempat saya bekerja sekarang. Dalam perjalanan saya berpapasan dengan arak-arakan kendaraan roda 2 yang baru saja pulang dari kampanye sebuah parpol yang berbasis agama di negeri ini. Tapi dari cara yang masa parpol tersebut tunjukkan, benar-benar tidak simpatik? Inikah wajah pesta demokrasai Indonesia? Tidak simpatik dan seperti hokum rimba? Hokum rimba….iya dengan berkerumun, rombongan sepeda motor itu mencoba memenuhi jalan termasuk yang dari arah berlawanan sehingga jalanan harus mengalah dengan aksi “ndeso” mereka. Setelah dekat, saya mencoba mengamati masa yang ternyata terdiri dari anak-anak mungkin seumuran adik saya yang masih SMP dengan bertelanjang dada mengibarkan bendera parpol yang sebenarnya berwarna segar dan sejuk tersebut, tetapi bagi saya tiba-tiba saja menjadi muram. Beberapa orang lainnya mencoba berteriak menyuruh agar kendaraan lainnya menepi seolah mereka yang punya jalan. Terpaksa saya cari jalan lain daripada harus mendahului mereka.
Di sebuah kota yang saya lewati, saya agak salut karena para peserta kampanye dirazia oleh polantas dan sepertinya diberikan peringatan dan pengarahan, selebihnya saya tidak tahu, apakah mereka dilepas begitu saja atau ditahan karena saya hanya lewat saja.



Sambutan masyarakat sekarang nampaknya juga tidak seperti saat beberapa tahun lalu tentang masa kampanya, mungkin masyarakat terlalau sibuk dengan kegiatan lain atau malah tidak peduli lagi karena terlanjur tidak percaya dengan janji palsu para caleg, parpol, atau capres. Mungkin Bangsa ini sudah semakin cerdas, tetapi bisa saja bangsa ini semakin bodoh. Berbagai survey di negeri ini bagi saya tidak relevan dan sulit dianggap sebagai curvey atau polling. Kampanye dengan kendaraan roda dua yang dibuat dengan suara yang memekakkan telinga bagi saya itu sebuah kekonyolan, masa depan menjadi tidak pasti sekarang. Bagaimana nanti jika pemimpin setelah pemilu berbeda dengan yang sekarang? Lalu bensin naik lagi sembako langka? Siapa yang benar dan siapa yang benar? Maslah baru.

Lalu sebenarnya siapa yang pintar dan siapa yang bodoh? Siapa yang dipintarkan dan siapa yang dibodohkan? Siapa yang memintarkan dan siapa yang membodohi?
APA KITA HARUS MENUNGGU………………..

Jumat, 03 April 2009

JADWAL HARIAN GURU SWASTA


04.0 : bangun pagi, bersih dan rapikan kamar
04.15 : siapkan sarapan pagi untuk keluarga + keperluan anak-anak, mencuci
05.00 : gerak badan, bangunkan anak, mandi dan urus anak-anak
06.00 : sarapan pagi, antar anak, perjalanan ke sekolah
07.00 : aktivitas di sekolah, mengajar sampai jam 09.00, istirahat 15 menit.
09.00 : jam kosong tidak mengajar, tapi ada guru yang kelasnya kosong jadi harus menunggu kelas yang kosong, padahal sebenarnya mau kerjakan tugas sekolah dan koreksi pekerjaan siswa, akhirnya pekerjaan siswa hanya terkoreksi sebagian saja, dan administrasi belum kelar.
10.45 : jam istirahat 15 menit
11.00 : ulangan IPS, dilanjutkan pembahasan soal. Penambahan materi pengayaan.
12.00 : remidi bagi siswa yang nilainya kurang
13.00 : menjemput anak sekolah, perjalanan pulang
14.00 : makan siang
14.30 : siap-siap berangkat lagi untuk memberikan les tambahan (tambahan uang ding….) dan mengantar anak kegiatan sore di sekolah
16.00 : mengantar anak pulang, dan langsung pergi lagi untuk memberikan les lagi (masih kurang sih duitnya….)
16.30 : mulai ngelesi
18.00 : pulang ke rumah ……….
18.30 : mandi, ibadah bersama keluarga, makan malam
19.30 : berinteraksi dengan para tetangga atau menyelesaikan administrasi RT, ke rumah pak RT.
(belum kalau ada keadaan darurat………)
21.30 : koreksi pekerjaan siswa, membuat draf soal, persiapan mengajar besok.
22.30 : membicarakan hal keluarga bersama istri………..
24.00 : berangkat tidur………..
00.30 : bangun..anak rewel………
02.00 : tidur lagi???
04.30 : bangun lagi kembali baca ke atas lagi……………(tapi ya ada sih yang berubah….)
tapi seringnya seperti ini

TERUS GIMANA COBA>>>>>>>>>>……….?????????????

BEDA ZAMAN PENDIDIKAN




  1. Saya mencoba mengingat lagi masa-masa saat saya duduk di bangku Sekolah Dasar, Sekolah Menengah (SMP dan SMA), serta masa kuliah saya di sebuah perguruan tinggi negeri di Ibukota Jawa Tengah.
    Dan sekarang saat saya menjadi seorang pengajar (pengajar, karena belum mampu sepenuhnya menjadi seorang pendidik…….!!!!!!! Hwakakakaa…..) saya heran…… perasaan yang saya rasakan, anak-anak didik saya sekarang tidak seperti anak-anak pada masa saya masih sekolah yaitu penuh semangat dan selalu penasaran dengan pelajaran, motivasi belajar sangat berbeda antara masa saya dengan masa anak sekarang.
    Dulu saat saya masih SD sepertinya saya selalu rindu kepada cerita pak guru dan bu guru yang selalu membuat penasaran akan masa depan saya. Namun sekarang, anak-anak malah rindu kepada teman-teman untuk saling berbagi content di handphone mereka dan cerita tentang game fantasi online.
    Mungkin ilustrasi kecil ini hanya salah satu dari yang mungkin saya alami. Dari saya hanya akan menyimpulkan satu hal, BETAPA TERTINGGALNYA pihak pembelajar dengan pihak yang belajar.
    Lalu kalau sudah begitu apa mungkin nanti dibalik saja, guru jadi murid saja dan murid jadi guru saja secara langsung.
    Tidak bisa dipungkiri kalau IPTEK sangat santer saat ini, dan yang paling mengkhawatirkan adalah batas untuk penggunaan sesuai atau tidak untuk umur tertentu menjadi tidak jelas sekarang. Buktinya banyak sekali kasus di masyarakat kita seperti kekerasan dan dekadensi moral di kalangan pelajar. Sekolah dengan sarana prasarana sangat kurang atau sekolah dengan sarana prasarana berlebih bisa saja menjadi kar pemunculan masalah.
    Jor-joran dunia IT dan teknologi dari pemerintah (lokal atau tidak) sekarang menjadi tidak imbang, dan jika sudah tidak imbang, ya sudah …saling cemburu………siapa yang salah?

    MUNGKIN SAYA KONYOL, karena hanya membandingkan masa saya dengan masa sekarang saat saya mengajar. Ya bisa saja sih………orang mungkin anggap saya ngelantur (ups ….itu hobby saya…) hahaha……..JIKA ADA YANG TIDAK SETUJU pasti ada yang protes lagi………..kenapa tidak dibandingkan sekalian dengan dulu saat jaman Ki Hajar Dewantara (idola saya…..sebelum para artis tentunya)….. yah gak papa lah……pasti juga yang protes itu paham dengan yang saya piker ( ya iya lah…..) kalau gak mudeng ya gak mungkin liat.
    Jika saya bergaul dengan rekan-rekan guru dalam lingkungan lokal saya saat-saat ini, beberapa masalah yang diobrolkan adalah :
    anak-anak yang nakal
    administrasi guru yang memberatkan
    nilai anak didik
    metode pembelajaran
    gaji dan tunjangan guru
    kecemburuan pada insentif tunjangan profesi sertifikasi guru
    sarana sekolah yang kurang
    tekanan dan tuntutan dari orangtua murid
    tempat belanja bagus dan murah
    sinetron (hahaha……….)
    Wah ……seperti hanya itu dulu, mungkin ada lagi tambahan?

Rabu, 01 April 2009

PEMILIHAN UMUM


PEMILU


PEMILIHAN MEMALUKAN


iya lah malu...............